Ikhlas artinya membersihkan maksud dan motivasi bertaqarrub kepada Allah SWT dari berbagai maksud dan niat lain. Atau mengesakan dan mengkhususkan Allah 'Azza wa Jalla sebagai tujuan dalam berbuat taat kepada-Nya. Dengan kata lain, ikhlas adalah mengabaikan pandangan (perhatian) manusia dengan senantiasa berkonsentrasi pada Allah semata-mata.
Iklhas adalah syarat diterimanya amal saleh yang dilaksanakan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Hal itu diperintahkan oleh Allah SWT dengan firman-Nya dalam Q.S Al-Bayyinah ayat 5 :
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
Artinya :
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (Q.S Al-Bayyinah [98 : 5])
Juga dijelaskan oleh hadits, yaitu dari Umamah r.a, dia berkata :
"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, dan bertanya :"Bagaimana pendapat Tuan akan seorang laki-laki yang tampil ke medan laga untuk berperang dengan tujuan mencari upah dan nama... ? Apa yang ia dapat...? Rasulullah SAW menjawab : "Ia tidak memperoleh apa-apa." Laki-laki itu bertanya sampai tiga kali, dan Rasulullah SAW tetap menjawab : "Ia tidak memperoleh apa-apa". Kemudian beliau bersabda :
"Allah 'Azza wa Jalla tidak menerima suatu amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas demi mencari keridhaan-Nya semata." (HR. Abu Daud dan Nasa'i)
Dan dari Abu Sa'id al-Khudry r.a, dari Nabi Muhammad SAW, beliau berkhotbah pada saat haji wada' :
"Semoga Allah mencerahkan rupa orang yang mendengar kata-kataku ini dan mengingat-ingatnya. Tidak sedikit orang yang membawa pengajaran, tetapi dia sendiri tidak memahaminya. Tiga hal yang tak mungkin dibenci oleh setiap mukmin : ikhlas beramal semata-mata karena Allah, Memberi nasehat kepada para pemimpin, dan Selalu bergabung dengan jama'ahnya." (HR. Bazzar dengan Isnad hasan, HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya)
Artinya bahwa dengan tiga hal tersebut, hati seorang mukmin menjadi baik. Dan barangsiapa yang membiasakan diri mengamalkan tiga hal tersebut, bersihlah hatinya dengan khianat, keburukan, dan kejahatan. Seorang hamba tidak akan selamat dari godaan syaitan kecuali dengan senjata ikhlas, sebagaimana dalam firman Allah SWT ketika mengungkapkan kata-kata iblis dalam Q.S Shad ayat 83 :
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Artinya :
"Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas" (Q.S Shad [38 : 83])
Setiap kesenangan duniawi yang disenangi oleh manusia, baik banyak maupun sedikit akan menghilangkan kemurnian niat dan keikhlasan amal jika kesenangan itu merasuki suatu amal. Sedangkan tingkat kesenangan manusia kepada dunia dan syahwatnya berbeda-beda. Amal ibadah yang disertai motif-motif duniawi seperti itu, sedikit sekali memberi manfaat kepada kita. Itulah, makanya dikatakan : Barangsiapa yang umurnya walau sesaat saja selamat dari tujuan-tujuan lain, yaitu umurnya tersebut terisi oleh keikhlasan semata-mata karena Allah SWT, maka selamatlah ia. Itu tidak lain karena kehebatan ikhlas dan karena sulitnya membersihkan jiwa (hati) dari berbagai macam niat yang merusak keikhlasan. Jadi ikhlas adalah pembersihan hati dari berbagai macam niat dan tujuan bukan karena Allah, sehingga niat dalam bertaqarrub kepada Allah menjadi murni, bersih, lepas dari aneka macam motivasi selain karena Allah SWT. Dan hal ini tidak akan tercermin kecuali pada orang yang amat dalam mahabbahnya kepada Allah, yang perhatiannya terfokus hanya pada akhirat, tanpa tertempel di lembaran hatinya cinta dan tujuan dunia. Orang semacam ini, bila ia makan, minum, bahkan buang hajat sekalipun, akan tetap ikhlas niatnya. Sedangkan orang yang tidak begitu, maka pintu ikhlas tertutup rapat-rapat baginya.
Beberapa Ucapan Para Ulama Tentang Ikhlas
- Ya'qub a.s berkata : "Orang yang ikhlas ialah orang yang menyembunyikan kebajikannya sebagaimana ia menyembunyikan keburukan-keburukannya."
- Assusy r.a berkata : "Ikhlas ialah tidak melihat terhadap ikhlas itu sendiri. Barangsiapa yang menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, berarti ikhlasnya tersebut masih memerlukan keikhlasan lagi."
Apa yang dikatakan diatas merupakan isyarat kepada pembersihan amal dari sifat ujub (mengagumi diri sendiri) terhadap amal. Karena menoleh dan memandang kepada keikhlasan sendiri berarti ujub, sedangkan amal yang ikhlas murni itu bersih dari segala ujub dan bangga diri. - Ayyub berkata : "Mengikhlaskan niat bagi orang-orang yang beramal jauh lebih berat dari pada semua pekerjaan."
- Fudhail bin 'Iyadh r.a juga berkata : "Meninggalkan amal karena manusia adalah ria, sedang beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas adalah Allah menyelamatkanmu dari kedua penyakit tersebut."
0 Response to "Apa Itu Ikhlas ?"
Post a Comment