Perkawinan Dengan Khadijah
Setelah pulang dari negeri Syam membawa dagangan Khadijah, datang lamaran dari pihak Khadijah kepada keluarga Nabi Muhammad.
Khadijah adalah seorang janda yang kaya, berakhlak mulia dan berhati dermawan. Telah banyak orang yang datang untuk melamar, menyatakan hasrat untuk menjadikannya istri, namun semua itu ditolaknya dengan baik dan sopan. Menurut penilaian Khadijah, semua lelaki yang datang melamarnya tersebut hanya ingin menguasai harta kekayaannya dan tidak terbukti ingin membina rumah tangga yang baik dan sejahtera.
Lain halnya dengan kepribadian Muhammad yang jujur dan bertanggung jawab. Khadijah melihat ketulusan hati dan ketekunan Muhammad dalam menjalankan tugas dan ditambah lagi dengan keterangan pembantunya Maisaroh yang menceritakan kepribadian Muhammad pada saat menjalankan usaha ke negeri Syam. Hal ini menimbulkan keyakinan Khadijah bahwa Muhammad adalah laki - laki pilihan, yang dapat dijadikan pelindung hidupnya.
Hasrat hati Khadijah untuk meminang Muhammad disampaikan melalui saudaranya, Nafisah binti Munirah. Nafisah mencoba mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan Muhammad, meminta pendapatnya bagaimana kalau dia memperistrikan Khadijah.
Mula - mula timbul keraguan dalam hati Muhammad mengingat keadaan dirinya yang tidak memiliki harta kekayaan untuk mengawini wanita kaya dan berhati mulia seperti Khadijah. Namun Nafisah binti Munirah meyakinkan Muhammad bahwa Khadijah memilihnya semata - mata karena budi dan akhlaknya yang mulia.
Pada waktu itu usia Muhammad 25 tahun dan Khadijah berusia 40 tahun.
Setelah tercapai kata sepakat dan mendapat restu pamannya, maka pernikahan pun dilangsungkan.
Perkawinan ini telah memberi Muhammad ketenangan dan ketentraman. Muhammad telah mendapatkan cinta kasih yang tulus dari seorang wanita. Di kemudian hari wanita itulah orang pertama yang mengakui kerasulan Muhammad dan senantiasa menjadi pendamping setia dalam suka dan duka.
Setelah tercapai kata sepakat dan mendapat restu pamannya, maka pernikahan pun dilangsungkan.
Perkawinan ini telah memberi Muhammad ketenangan dan ketentraman. Muhammad telah mendapatkan cinta kasih yang tulus dari seorang wanita. Di kemudian hari wanita itulah orang pertama yang mengakui kerasulan Muhammad dan senantiasa menjadi pendamping setia dalam suka dan duka.
Nabi Muhammad SAW Muhammad Dikaruniai Anak
Muhammad dan Khadijah dikaruniai beberapa orang anak, yaitu dua orang laki - laki dan empat orang perempuan. Putranya yang sulung laki - laki diberi nama Qasim. Putra yang sulung ini meninggal dunia dalam usia 2 tahun. Empat orang putrinya diberi nama masing - masing Zainab, Ruqaiyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah. Sedangkan putranya yang keenam diberi nama Abdullah yang juga meninggal dalam buaian.
Muhammad sebagai seorang ayah yang sangat kasih sayang kepada semua putra - putrinya. Demikian juga putra - putrinya sangat hormat dan kasih kepada kedua orang tuanya. Sikap Muhammad kepada putra - putrinya tidak seperti perlakuan orang tua pada masa itu. Beliau dengan penuh kasih sayang mengasuh seluruh putrinya sampai besar dan berkeluarga.
Zainab dinikahkan dengan Abil'ash bin Rabi' bin Abdi Syam, Ruqaiyah dinikahkan dengan Uthbah. Ummu Kultsum dinikahkan dengan Utaibah. Perkawinan Ruqaiyah dan Ummu Kultsum tidak berlangsung lama, karena kedua suami mereka dipaksa untuk menceraikan istrinya oleh ayah mereka, Abu Lahab.
Kemudian Ruqaiyah dinikahkan dengan Utsman bin Affan dan setelah Ruqaiyah meninggal, Utsman dinikahkan dengan Ummu Kultsum. Sedangkan Fatimah dinikahkan dengan Ali bin Abi Thalib.
0 Response to "Nabi Muhammad SAW Membina Rumah Tangga"
Post a Comment