Sering kita mendengar ada orang yang mengatakan “Saya sudah berdoa, tapi tidak pernah dikabulkan” dan ucapan-ucapan yang semisalnya. Atau jangan-jangan kita sendiri pernah mengucapkan perkataan seperti itu.
Lantas, siapakah yang salah? Atau adakah yang salah dalam doa kita padahal Allah telah berjanji untuk mengabulkan doa setiap hamba-Nya. Dan Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya sebegaimana difirmankan :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. ( QS. Ali Imron : 9 ).
Oleh karena itu sebelum kita berucap hendaknya kita introspeksi diri sendiri terlebih dahulu. Jangan langsung menghakimi bahwa Allah tidak mengabulkan doa kita. Sudahkah kita memenuhi syarat-syarat dan menjauhi penghalang-penghalang terkabulnya doa?
Perlu diketahui bahwa doa ibarat sebuah senjata, yang tidak cukup hanya mengandalkan ketajamannya saja tanpa dibarengi dengan keahlian dan kepandaian dalam menggunakannya. Kehebatan sebuah doa bukan hanya dilihat dari isi doa itu sendiri. Akan tetapi orangnya (yang berdoa) juga memiliki peran penting dalam proses terkabulnya sebuah doa.
Adapun beberapa syarat yang mesti diperhatikan agar doa terkabul diantaranya :
1. Ikhlas karena Allah SWT
Doa adalah salah satu ibadah yang agung, dan salah satu syarat ibadah itu diterima adalah harus ikhlas hanya semata-mata karena Allah Ta’ala.
Allah SWT berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam ( menjalankan ) agama-Nya yang lurus (QS. Al-Bayyinah : 5).
Dan juga firman Allah SWT dalam ayat lainnya :
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Maka berdoalah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan ) agamaNya sekalipun orang-orang kafir membencinya" ( Q.S.Ghofir : 14 ).
2. Mengikuti Rasulullah (di dalam tata cara berdoa).
Rasululullah adalah panutan bagi semua ummat islam, dimana beliau telah menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan ibadah, baik yang wajib maupun yang sunnah.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mulk : 1-2
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ () الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“ Maha suci engkau yang di tanganNya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang paling baik amalannya. Dan dia maha perkasa lagi maha pengampun.” ( Al-Mulk : 1-2 ).
Fudhail bin Iyadh menafsirkan ayat di atas bahwa maksud dari “ yang paling baik amalnya “ adalah amal yang paling ikhlas dan paling benar.
Beberapa muridnya pun bertanya : ”apakah yang dimaksud dengan amal yang paling ikhlas dan paling benar ?”. Beliau menjawab : “Sesungguhnya amal perbuatan apabila dikerjakan dengan ikhlas tapi tidak dilakukan dengan cara yang benar, maka tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala. Begitu juga sebaliknya, apabila dikerjakan dengan benar tapi tidak dilakukan dengan ikhlas, maka tidak diterima pula oleh Allah, sampai amal ibadah itu dikerjakan dengan ikhlas dan benar. Yang dimaksud dengan ikhlas adalah amal yang murni karena Allah, dan yang dimaksud benar adalah sesuai dengan sunnah Rasulullah.
Kemudian Fudhail membacakan ayat :
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Katakanlah,’ sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kau, yang diwahyukan kepadaku, bahwa tuhanmu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” ( QS. Al-Kahfi : 110 ).
3. Percaya dan yakin doa akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Diantara syarat yang terpenting adalah yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa kita, karena Allah maha berkehendak dan Maha kuasa atas segala sesuatu. Dimana ketika Alloh berkehendak atas sesuatu mengakatan “ jadilah” maka terjadilah sesuatu tersebut.
Maka selayaknya bagi seorang muslim hendaknya berdoa dengan penuh keyakinan yang tinggi bahwa Allah akan mengabulkan doanya .
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة
“Berdoalah kepada Allah, sedang kalian yakin akan terkabulnya doa" ( HR. Tirmidzi ).
Dan sebagaimana dalam hadits yang pernah disebutkan pada tulisan sebelumnya bahwa Allah akan mengabulkan doa seorang muslim selama dalam doanya tidak ada unsur dosa dan memutuskan tali silaturrohim melalui tiga cara : secara langsung sesuai dengan permintaan, di simpan untuk tambahan amal baik di akhirat, dan akan dihindarkan dari segala bentuk keburukan ( bencana dan musibah ).
4. Menghadirkan hati dalam berdoa (khusyu’).
Sebagian kita berdoa hanya sebatas ucapan di lisan saja tanpa menghadirkan hati (khusyu'), baik karena tergesa-gesa atau sibuk memikirkan urusan dunia. Tidak jarang juga orang yang hafal doa-doa (bahasa arab) yang panjang tapi tidak mengetahui makna dan isi doa tersebut. Maka tentulah jauh sekali dari kesan khusyu'.
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dari hadits Abu Hurairoh :
ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة , واعلموا أن الله لا يقبل دعاء من قلب غافل لاه
“Berdoalah kepada Allah,sedang kalian yakin akan terkabul, dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan menerima doa orang yang hatinya lalai dan tidak serius.” ( HR. Tirmidzi ).
5. Adanya keinginan dan tekad yang kuat dalam berdoa.
Dalam berdoa kita harus mempunyai tekad yang kuat, artinya kita tidak boleh ragu dalam berdoa seperti mengatakan “ jika Engkau ( Allah ) menghendaki “ seakan tidak ada kepercayaan terhadap diri. Maka hal itu termasuk perkara yang dilarang oleh Rasulullah, dimana beliau bersabda :
إدا دعا أحدكم فليعزم في الدعاء, ولا يقل : اللهم إن شئت فأعتني , فإن الله لا مستكره له
“Apabila salah seorang diantara kalian berdoa, maka hendaklah ia memiliki keinginan yang kuat, dan janganlah mengatakan : ya Allah jika engkau menghendaki maka berikanlah kepadaku. Sesungguhnya Allah tidak ada yang menuntut paksa kepadaNya.” ( HR.Bukhori dan Muslim).
Itulah beberapa syarat-syarat terkabulnya doa yang mesti kita ketahui dan kita amalkan, dan insyaa Allah pada tulisan berikutnya akan memaparkan beberapa penghalang terkabulnya sebuah doa. Wallahu A’lam
Sumber : fokusislam.com
0 Response to "Janganlah Terburu - Buru Ketika Berdoa"
Post a Comment