Umat Islam Jangan Jual Akidah dengan Memakai Atribut Natal

Mohon Sebarkan !! Umat Islam Jangan Jual Akidah dengan Memakai Atribut Natal

Umat muslim yang dirahmati serta dilindungi Allah SWT...

Ketika menjelang perayaan Natal, maraknya penggunaan atribut natal pada karyawan mall, pertokoan, penginapan, dll. Tentu sangat disayangkan, biasanya mereka yang menggunakan atribut seperti topi Sinterklas umumnya adalah mereka yang muslim dan muslimah, bahkan bisa jadi ada yang rajin shalatnya, muslimahnya pun ada yang berjilbab. Entah karena paksaan atasan, atau memang ketidaktahuannya. Yang jelas, dari sudut pandang apa pun, baik aqidah, akhlak, dan hukum, Islam sangat tegas melarang hal ini. Baik ikut-ikutan apalagi menyerupai. Tidak hanya ini saja, tapi juga April Mop, Valentine, Hallowen, dan sebagainya yang bukan ajaran Islam.
    
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran ayat 100 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
Artinya :

"Wahai orang-orang beriman, jika kalian ikuti sekelompok orang-orang yang diberikan Al Kitab (Yahudi dan Nasrani) nisaya mereka akan memurtadkan kamu menjadi kafir lagi setelah kamu beriman." (QS. Ali Imran: 100).
    
Sejak 15 abad yang lalu, Rasulullah SAW juga sudah mengisyaratkan akan datangnya masa-masa umat Islam mengekor kehidupan Yahudi dan Nasrani. Pemikiran, budaya, mode, dan sebagainya. Minimal umat Islam sudah kehilangan identitasnya, tidak bangga dengan Islamnya, justru malu, dan lebih suka dan senang dengan identitas khusus kekufuran, dan paling  tinggi adalah murtad.
    
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :

“Kalian benar-benar akan mengikuti jalan hidup orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai mereka masuk ke lubang biawak pun kalian tetap mengikuti mereka.” Kami bertanya: “Apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?” Beliau bersabda : “Siapa lagi ?” (HR. Bukhari No. 3456, 7320, Muslim No. 2669).

Isyarat ini begitu mengerikan. Sebab, umat Islam akan mengikuti mereka sebegitu jauh. Sampai walau mereka masuk lubang biawak, umat Islam akan mengikuti juga. Artinya, walau tidak layak, tidak pantas dan tidak patut diikuti, tetaplah diikuti. Tentunya lubang biawak dengan tubuh manusia lebih besar tubuh manusia, namun tetap kita akan memasukinya karena mengikuti mereka. Artinya, begitu memaksakan untuk tetap mengikuti mereka walau tidak pantas dan menyakitkan, sebagaimana tubuh manusia yang tidak pantas dan tida pas untuk memasuki lubang biawak.
    
Asy Syaikh Al Ustadz Mushthafa Al Bugha juga menjelaskan :

Betapa indah pemisalan ini, yang menunjukan benarnya mu’jizat Rasulullah SAW. Kita menyaksikan generasi umat ini begitu taklid (ikut-ikutan) terhadap bangsa-bangsa kafir di dunia. Baik berupa akhlak yang tercela, kebiasaan yang rusak, yang memancarkan bau yang busuk yang berputar dalam hidung manusia, di rawa penuh lumpur yang kotor, jahat lagi berdosa, dan menjadi peringatan bagi manusia di mana-mana. (Syarh wa Ta’liq ‘Alash Shahih Al Bukhari, 3/1283)

Mengikuti dan Menyerupai Mereka (Orang Kafir) Maka Bukan Golongan Kami

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut.” (HR. Abu Daud No. 4031, Ahmad No. 5115, Ibnu Abi Syaibah, Al Mushannaf  No.33016, dll).

Dari Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

Bukan golongan kami orang yang menyerupai selain kami, janganlah kalian menyerupai Yahudi dan Nasrani.(HR. At Tirmdizi No. 2695, Al Qudha’i, Musnad Asy Syihab No. 1191).

Ketika menjelaskan hadits-hadits di atas, Imam Abu Thayyib mengutip dari Imam Al Munawi dan Imam Al ‘Alqami  tentang hal-hal yang termasuk penyerupaan dengan orang kafir: 

“Yakni berhias seperti perhiasan zhahir mereka, berjalan seperti mereka, berpakaian seperti mereka, dan perbuatan lainnya.” (Imam Abu Thayyib Syamsul ‘Azhim, ‘Aunul Ma’bud, 11/51).

Imam Abu Thayyib Rahimahullah juga mengatakan :

"Lebih dari satu ulama berhujjah dengan hadits ini bahwa dibencinya segala hal terkait dengan kostum yang dipakai oleh selain kaum muslimin."

Larangan ini juga disampaikan oleh Kyai Cholil :

"Bukan tidak ada dasarnya. Dasarnya sebuah hadits Nabi, yang pesannya : Barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari kaum itu," jelasnya.

Menurutnya, sama seperti kalung salib, topi sinterklas juga bagian dari simbol agama lain yang tidak boleh dipakai umat Islam. "Kenapa kalau kalung salib tidak mau dipakai ? padahal itu sama-sama simbol mereka juga," katanya.

Oleh karena itu, Kyai Cholil menghimbau, jangan sampai umat Islam masuk kedalam apa yang dijelaskan hadits Nabi tersebut sehingga menjadikan dia keluar dari Islam.

Demikianlah keterangan para ulama bahwa berhias dan menggunakan atribut yang menjadi ciri khas mereka seperti topi Sinterklas, kalung Salib, topi Yahudi, peci Rabi Yahudi termasuk makna tasyabbuh bil kuffar yaitu menyerupai orang kafir yang begitu terlarang dan dibenci oleh syariat Islam.

Tolong share / bagikanlah ke teman, saudara dan orang terdekat anda. Agar kita sebagai umat muslim tidak terjerumus yang bisa membuat kita keluar dari Islam !!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Umat Islam Jangan Jual Akidah dengan Memakai Atribut Natal"

Post a Comment